Orang yang bangun pagi dan melakukan olahraga dengan perut kosong,
kemudian sarapan berhasil membakar kalori sebanyak 20 persen lebih
banyak dibandingkan orang yang berolahraga di waktu lain, ungkap
peneliti.
Tim peneliti dari University of Northumbria mengamati 12 pria yang diminta untuk berolahraga pada pukul 10 pagi, baik sudah sarapan maupun sebelum sarapan.
Setelah itu, mereka diberikan milkshake cokelat, pasta, dan makan siang. Mereka diminta untuk mengonsumsinya hingga merasa kenyang. Kemudian peneliti menjumlah energi, lemak, dan kalori yang mereka konsumsi di siang hari.
Peneliti kemudian menemukan bahwa orang yang berolahraga sebelum sarapan tidak mengonsumsi kalori tambahan dan tidak memiliki nafsu makan yang lebih besar dibandingkan orang yang olahraga setelah sarapan. Mereka juga menemukan bahwa orang yang berolahraga sebelum sarapan bisa membakar lemak 20 persen lebih banyak.
"Hasil kami menunjukkan bahwa olahraga tidak meningkatkan nafsu makan, rasa lapar, dan konsumsi makanan di jam selanjutnya," ungkap Dr Stevenson, seperti dilansir oleh Daily Mail (24/01).
Meski begitu, penelitian ini masih dilakukan jangka pendek. Peneliti membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menentukan hasil penelitian dalam jangka panjang.
sumber: merdeka.com
Tim peneliti dari University of Northumbria mengamati 12 pria yang diminta untuk berolahraga pada pukul 10 pagi, baik sudah sarapan maupun sebelum sarapan.
Setelah itu, mereka diberikan milkshake cokelat, pasta, dan makan siang. Mereka diminta untuk mengonsumsinya hingga merasa kenyang. Kemudian peneliti menjumlah energi, lemak, dan kalori yang mereka konsumsi di siang hari.
Peneliti kemudian menemukan bahwa orang yang berolahraga sebelum sarapan tidak mengonsumsi kalori tambahan dan tidak memiliki nafsu makan yang lebih besar dibandingkan orang yang olahraga setelah sarapan. Mereka juga menemukan bahwa orang yang berolahraga sebelum sarapan bisa membakar lemak 20 persen lebih banyak.
"Hasil kami menunjukkan bahwa olahraga tidak meningkatkan nafsu makan, rasa lapar, dan konsumsi makanan di jam selanjutnya," ungkap Dr Stevenson, seperti dilansir oleh Daily Mail (24/01).
Meski begitu, penelitian ini masih dilakukan jangka pendek. Peneliti membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menentukan hasil penelitian dalam jangka panjang.
sumber: merdeka.com