Sabtu, 15 Desember 2012

Suhu di Indonesia Rata-rata Naik 1 Derajat Celsius

Bismillahirrahmanrrahim.

 
Suhu di Indonesia pada tahun 2000-2100 rata-rata diperkirakan naik 1 derajat celsius, lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan seabad sebelumnya, sebesar 0,65 derajat. Meski hanya 1 derajat, dampaknya serius.

”Perubahan lingkungan akibat aktivitas manusia memicu makin tingginya kenaikan suhu udara,” kata Guru Besar Hidrologi, Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada, Sudibyakto, dihubungi dari Jakarta, Rabu (28/11/2012).

Kenaikan suhu 1 derajat celsius tak terjadi merata. Daerah dengan kerusakan lingkungan parah makin tinggi kenaikannya.

Naik 1 derajat celsius berarti naiknya suhu maksimum dan turunnya suhu minimum sebesar 1 derajat. Rentang suhu suatu daerah kian lebar, meningkatkan ancaman kesehatan masyarakat.

Peningkatan suhu juga mengubah pola curah hujan. Bencana hidrometeorologi, seperti banjir, longsor, dan kekeringan, akan kian sering terjadi.

Kepala Pusat Perubahan Iklim Institut Teknologi Bandung Armi Susandi mengingatkan, perubahan iklim akan membuat Sumatera Tengah kian basah. Di Aceh, curah hujan makin tinggi.

Curah hujan di Jawa dan Lampung meningkat, tetapi lebih rendah dibandingkan dengan Sumatera. Namun, risikonya lebih tinggi karena wilayah ini padat penduduk dan aktivitas ekonominya tinggi.

Kondisi kebalikan terjadi di Kalimantan yang jadi kian kering. Risiko kebakaran lahan dan hutan meningkat.

Kenaikan curah hujan juga terjadi di Nusa Tenggara Timur. Walaupun ada risiko longsor, jika bisa dikelola dengan baik, itu akan membuat wilayah kering jadi subur. ”Dampak perubahan iklim di setiap daerah unik sehingga pola adaptasi dan mitigasi di setiap daerah berbeda,” kata Armi.

Masyarakat dinilai sudah memahami dampak perubahan iklim dan mampu beradaptasi. ”Namun, informasi risiko bencana perlu lebih banyak disampaikan,” ujar Sudibyakto.

Armi menilai, ketidaksiapan justru pada pemerintah. ”Konsep menghadapi perubahan iklim di pemerintahan sangat lemah,” ujarnya. Infrastruktur mengantisipasi perubahan iklim sangat lemah. Makin pemerintah tak mau berinvestasi menghadapi perubahan iklim, kerugian ekonomi makin besar. (MZW)
Sumber :
Kompas Cetak
Editor :
yunan

Tanaman Invasif Penyebab Kebakaran Hutan

Bismillahirrahmanirrahim.

KOMPAS/RUNIK SRI ASTUTI
Api membara membakar kawasan hutan di Petak 231 Kesatuan Pemangkuan Hutan Madiun, Kamis (13/9/2012). Perhutani bersama warga sekitar yang jumlahnya 10 orang kewalahan mengatasi kebakaran karena tiupan angin yang sangat kencang.
JAKARTA, KOMPAS.com — Penelitian terbaru menunjukkan kehadiran jenis rumput invasif menjadi penyebab kebakaran di bagian barat Amerika Serikat lebih besar, lebih panas, dan lebih sering. Laporan ini dipublikasikan dalam jurnal Global Change Biology dan dimuat dalam BBC, 6 Desember 2012.
Jenis tumbuhan itu bernama rumput menipu (cheatgrass atau *Bromus tectorum*) yang bersifat mudah mengering dan mudah terbakar dibandingkan dengan vegetasi lain.
Mereka percaya sifat pada rumput inilah yang menyebabkan 80 persen kebakaran besar di wilayah barat dalam 10 tahun terakhir. Para peneliti sedang mengkaji penggunaan jamur untuk mematikan biji rumput itu.
Cheatgrass  awalnya  diduga tersebar di Amerika Serikat melalui kapal laut. Rumput yang sangat ringan itu kemudian terdistribusikan oleh peternakan pada tahun 1800. Diberi nama rumput penipu karena awalnya rumput ini tumbuh lebih awal dan cepat, kemudian mati. Ini membuat varietas lain tidak mendapatkan nutrisi berharga. Rumput ini tersebar seluas 600.000 kilimeter persegi, meliputi Nevada, Utah, Colorado, Idaho, California, dan Oregon.
Para ilmuwan telah lama mencurigai cheatgrass sebagai penyebab kunci kebakaran huta/lahan. Para ilmuwan menggunakan citra satelit untuk membandingkan area kebakaran yang didominasi cheatgrass.
"Dari angkasa terlihat rumput ini cepat mengering dibanding spesies asli," ucap Dr Jennifer Balch, dari Pennsylvania State University. Selama periode 2000-2009, ia menemukan cheatgrass menjadi penyebab 39 dari 50 kebakaran hutan di AS.
Sebagai tanaman invasif, cheatgrass tumbuh dan menyebar sangat cepat. Biji rumput ini juga tahan terhadap api. Karena itu, saat kebakaran terjadi, biji tidak rusak dan kemudian tumbuh memenuhi areal kebakaran. Rumput invasif juga diketahui menjadi penyebab kebakaran di Hawaii (rumput mollases) dan Australia (rumput gamba).
Sumber : BBC

Kemampuan Menulis Banyak Peneliti Masih Lemah

Bismillahirrahmanirrahim.
Kemampuan menulis banyak peneliti masih lemah. Hal ini merupakan salah satu sebab kurangnya publikasi peneliti Indonesia di jurnal internasional. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menerbitkan Peraturan Kepala LIPI No 04/E/2012 tentang Pedoman Karya Tulis Ilmiah untuk mengatasi masalah tersebut.

"Kelemahannya selama ini adalah analisis atau pembahasannya kurang. Padahal penelitian menghasilkan banyak data Enny Sudarmonowati, Kepala Pusat Pembinaan, Pendidikan dan Pelatihan Peneliti LIPI dalam Workshop "Increase Acceptance in Refereed International Scientific Journal", Jumat (14/12/2012) di Cibinong.

"Selain itu banyak peneliti juga lemah dalam menyimpulkan. Tidak disebutkan di tujuan dan rumusan permasalahan tetapi muncul pada bagian kesimpulan," tambah Enny yang menginisiasi komunitas lingkungan Jakarta Green Monster dan pakar dalam bidang transgenik tumbuhan.

Menurut Enny, banyak peneliti lemah dalam menulis karena belum terbiasa, kurang latihan dan seringkali merasa tidak berbakat menulis. Hal lain yang menjadi sebab kelemahan dalam analisis dan kesimpulan adalah kurangnya membaca sehingga kurang referensi.

"Referensi di jurnal internasional banyak sekali. Banyak referensi karena dibahas. Di Indonesia, ada paper yang hanya punya 2 hingga 4 daftar pustaka bisa terbit. Di sini, kualitas jurnal juga harus diperbaiki. Kalau karya tidak bagus, ya jangan diterima," papar Enny

Enny menuturkan, untuk memperbaiki kuantitas dan kualitas publikasi ilmiah oleh peneliti Indonesia, kemampuan peneliti menulis juga harus ditingkatkan. Langkah ini telah diambil LIPI. Peneliti diminta mengikuti diklat 5 hari dan ditargetkan mampu menghasilkan satu karya tulis ilmiah.

Meski demikian, upaya peningkatan kualitas karya tulis juga perlu diimbangi dengan penambahan anggaran penelitian. Langkah lain bisa dilakukan dengan meng-upgrade jurnal nasional berpotensi menjadi jurnal internasional yang diterbitkan oleh Indonesia.

Sementara itu, Fred T Davis dari Texas A&M University yang menjadi pembicara dalam workshop hari ini mengatakan bahwa peneliti harus terbuka dengan kritik terhadap karya ilmiahnya. "Tidak semua ide kita miliki. Ide kita juga bukan berarti yang terbaik," katanya.

Ia juga mengatakan, untuk diterima di jurnal internasional, peneliti juga perlu memperhatikan judul karya tulis. Semakin menarik judul, semakin menarik minat para reviewer. "Sains tidak selalu harus menjadi membosankan tetapi bisa menjadi menarik," cetusnya.

Jumat, 14 Desember 2012

Minuman Beralkohol Percepat Keriput


Ilustrasi gambar

Biasanya Jumat merupakan hari paling bersemangat. Besok libur akhir pekan, dan bagi sebagian dari Anda malam ini mungkin saatnya melepas penat bertemu teman-teman. Banyak pula yang mengatakan Jumat malam adalah  malam panjang.  Sebab besok tak ada janji temu dengan klien, rapat atau deadline, malam ini saatnya senang-senang.
Sebelum Anda tenggelam dalam keriaan Jumat malam, ada sebuah studi, dari University of Berlin baru-baru ini yang menunjukan hubungan antara kulit dan konsumsi alkohol. Dalam studi itu menunjukkan bahwa alkohol menghabiskan antioksidan dalam kulit Anda. Dan ketika itu terjadi, kulit lebih rentan terhadap stres dan zat oksidatif yang memecah kolagen dan elastin. 
“Bila hal ini terjadi terus menerus dapat menyebabkan garis-garis halus, keriput, dan tekstur kulit yang tidak merata,” kata Joshua Zeichner, direktur penelitian di departemen dermatologi, Mount Sinai Hospital, New York City.
"Penelitian ini tidak konklusif, tetapi membuka pintu untuk penelitian baru dalam perlindungan kulit dan kosmetik," lanjutnya.
"Jika Anda berencana akan minum-minum, pastikan Anda menggunakan antioksidan topikal pagi harinya dan jangan lupa keesokan harinya."
Ada baiknya Anda mengoleskan serum atau losion wajah yang mengandung antioksidan sebelum mengenakan pelembab wajah pada pagi harinya. Kemudian keesokan harinya ulangi rutinitas yang sama, setelah membersihkan wajah, gunakan serum atau losion antioksidan, pelembab, kemudian tutup dengan tabir surya. Dalam memilih serum atau losion antioksidan pun perlu lebih teliti, sebab ada beberapa orang yang harus menghindari vitamin E.
"Vitamin E adalah antioksidan dengan kandungan berat dan berminyak. Jika kulit wajah Anda rawan jerawat, jangan kenakan produk antioksidan Vitamin E," saran Zeichner.


Sumber: Allure

Rabu, 12 Desember 2012

Joging bisa bikin bodoh?

Bismillahirrahmanirrahim.

Joging bisa bikin bodoh?

Olahraga lari atau joging sudah sering disebutkan bermanfaat bagi kesehatan tubuh dan pikiran. Namun penelitian terbaru membantahnya, terutama jika Anda joging di daerah perkotaan dengan lalu lintas padat.
Seperti yang dilansir dari Daily Mail (11/12) peneliti dari Belgia tepatnya menemukan kalau orang kota yang melakukan joging di luar rumah berisiko tinggi mengalami inflamasi dan penurunan kemampuan kognitif alias bodoh.
Di dalam penelitian, ada dua kelompok yang diminta berolahraga tiga kali seminggu selama tiga bulan sekitar jam 12-1 siang. Kelompok pertama lantas melakukan joging di daerah perkotaan, sementara yang kedua berolahraga di pedesaan.
Peneliti dari Vrije Universiteit Brussel tersebut kemudian mengetes para responden demi mengukur respon konsentrasi mereka. Hasilnya, polusi di perkotaan mencegah otak mendapatkan fungsi kesehatan dari olahraga. Sehingga tubuh malah mengalami inflamasi dan mengurangi kesehatan mental.
Orang-orang perkotaan yang melakukan joging juga dilaporkan memiliki tekanan darah yang lebih tinggi, demikian menurut majalah Men's Health. Hal tersebut dianggap penting, pasalnya inflamasi di otak dikaitkan dengan penyakit mental.
Meskipun demikian, adanya penemuan ini bukan berarti masyarakat di daerah kota tidak perlu berolahraga.
"Justru itu harusnya dijadikan alasan bahwa ketika hari sedang hujan, Anda bisa keluar rumah dan berolahraga. Sebab air hujan menyapu polusi dan Anda akan mendapatkan manfaat olahraga secara maksimal," tegas kepala peneliti, Romain Meeusen.
Meeusen menambahkan, jika ingin joging sebaiknya warga yang tinggal di daerah perkotaan menghindari area jalan raya. Tempat lain seperti taman pun bisa dijadikan pertimbangan untuk melakukan joging.

Sumber: merdeka.com

4 Alasan wanita tak perlu memakai make up

Bismillahirrahmanirrahim

4 Alasan wanita tak perlu memakai make up

Beberapa wanita merasa tidak percaya diri dan tidak cantik jika tak menggunakan make up. Mungkin ini terdengar aneh, namun tak menggunakan make up juga bisa menguntungkan bagi wanita. Mau tahu apa saja? Ini dia, seperti dilansir oleh Times of India (10/12).
1. Menghemat uang
Tempat make up wanita biasanya dipenuhi dengan produk kecantikan yang jarang, bahkan tak pernah mereka gunakan. Jika ini terjadi, maka bukan produk itu saja yang sia-sia, Anda juga telah menghamburkan uang. Untuk menghemat uang, beli kosmetik seperlunya dan gunakan juga dengan seperlunya. Ketika tak harus menggunakan make up, Anda tak perlu menggunakannya.

2. Kesempatan bernapas untuk kulit
Menggunakan make up sama halnya dengan memberikan bahan kimia terus-menerus pada kulit wajah. Tak ada salahnya lebih sering tidak menggunakan make up sehingga kulit Anda bisa bernapas. Selain itu, kulit juga organ tubuh yang membutuhkan perawatan.

3. Cantik natural
Percayakah Anda bahwa setiap wanita memiliki kecantikan alami? Bukankah menyenangkan ketika seseorang memuji kecantikan Anda ketika tak menggunakan make up? Terkadang yang dibutuhkan untuk menjadi cantik bukanlah make up. Cukup perasaan bahagia dan sebuah senyum di wajah Anda.

4. Contoh yang baik
Terkadang tidak menggunakan make up bisa memberikan pesan positif pada orang yang melihat Anda. Misalkan ketika Anda ingin memberikan contoh pada anak atau gadis muda. Tanpa make up akan menunjukkan pada mereka bahwa mereka tak perlu make up untuk bisa tampil cantik.

Itulah beberapa alasan wanita tak harus selalu menggunakan make up. Melepas make up dari wajah tak hanya bermanfaat bagi kesehatan kulit, tetapi juga bagi rasa percaya diri Anda.
 
Sumber: merdeka.com

Virus HIV sembuhkan leukemia gadis cilik ini


Virus HIV sembuhkan leukemia gadis cilik ini

Emma Brooke Whitehead, anak berusia enam tahun dari Phillipsburg, memiliki leukemia yang tak terobati pada April lalu. Dokter yang merawatnya selama dua tahun telah hampir menyerah karena telah melakukan segala upaya perawatan yang ada. Hingga akhirnya mereka melakukan sebuah perawatan yang belum pernah dicoba sebelumnya, yaitu menyembuhkan Emma menggunakan virus HIV.
Mereka memindahkan jutaan sel darah putih milik Emma dan menggantinya dengan HIV. HIV yang dimasukkan dalam tubuhnya diharapkan bisa bekerja seperti roket mematikan bagi sel kanker leukemia.
"Perawatan ini adalah satu-satunya kesempatan yang kami miliki. Dia telah dirawat dengan berbagai macam kemoterapi, namun tak berhasil," ungkap Dr Stephan Grupp, dokter yang menggunakan HIV pada Emma.
Setelah menjalani perawatan tersebut, Emma menjadi sangat sakit. Dia terkena demam hingga 105 derajat, dan keluarganya diberitahu untuk bersiap menerima kabar terburuk.
Setelah itu, dokter memberikan Emma obat rheumatoid arthritis yang dimaksudkan untuk menahan reaksi sistem kekebalan tubuh dan mencegah efek negatif pada tubuh Emma. Setelah 12 jam, keajaiban terjadi, dan keadaan Emma stabil kembali.
"Dia adalah anak pertama yang menjalani perawatan ini, jadi kami diminta untuk tidak berharap apapun," ungkap Kari Whitehead, ibu Emma, seperti dilansir oleh ABC News (10/12).
Ajaibnya, setelah dilakukan pemeriksaan, dokter tak menemukan indikasi sel kanker Leukemia lagi pada tubuh Emma, bahkan ketika mereka menggunakan alat deteksi yang paling sensitif. Namun peneliti berpendapat bahwa keadaan Emma harus selalu dijaga dan dipantau hingga beberapa tahun ke depan.
"Kami harus melihatnya lagi setelah beberapa tahun ke depan untuk melihat apakah kankernya benar-benar telah sembuh. Saat ini masih terlalu dini untuk disimpulkan," pungkas Grupp.

sumber: merdeka.com

Selasa, 11 Desember 2012

Sang Penemu Asli Indonesia, Menenmukan 730 Senyawa Baru

Effendy, Sang Penemu 730 Senyawa Baru

Irwan Julianto Effendy


Indonesia boleh berbangga karena memiliki Prof Effendy, ahli kristalografi yang diakui dunia. Di tengah minimnya sarana dan prasarana penelitian, ia mampu menemukan dan menganalisis 730 senyawa koordinasi baru dari garam-garam tembaga, perak, dan logam-logam alkali dengan ligan-ligan dari unsur golongan 15. Suatu angka pencapaian yang menurut para ahli kimia amat luar biasa.

Pekan lalu, Effendy mendapatkan Habibie Award atas 22 tahun penelitiannya dalam sintesis dan penentuan struktur senyawa koordinasi, dengan menggunakan metode difraksi sinar X. Penelitian Effendy memang penelitian dasar yang manfaatnya baru dirasakan 10-20 tahun mendatang.

Penerima Habibie Award 2012 lainnya adalah Prof Dr Teguh Santoso Sukamto, kardiolog FKUI/RSCM. Baik Effendy maupun Teguh memperoleh hadiah uang 25.000 dollar AS.

Penelitian Effendy tentang struktur senyawa kimia itulah yang nantinya menjadi dasar peneliti lain untuk menciptakan berbagai inovasi untuk kepentingan medis, pangan, dan bioteknologi.

”Sekarang ini berbagai disiplin ilmu harus saling bekerja sama. Ahli biologi molekuler harus bekerja sama dengan ahli kristalografi. Molekul kecil seperti Cisplatin berbahan dasar atom platinum, hidrogen, nitrogen, dan klor, yang ditemukan 75 tahun lalu. Belum lama ini, secara tidak sengaja diketahui itu dapat digunakan sebagai obat antikanker,” Effendy menuturkan.

Terancam ”drop out”

Effendy bercerita, dia tidak pernah bermimpi untuk menjadi ahli kimia. Sewaktu masih duduk di bangku SMA, ia bercita-cita menjadi dokter. Namun ayahnya, Nawawi, yang sempat menjadi pengepras atau pemborong tanaman tebu, secara mendadak bangkrut. Ketika itu sang ayah bangkrut karena ditipu oleh oknum-oknum di Pabrik Gula Krebet Baru, Malang.

Kondisi itu membuat Effendy terpaksa masuk ke Jurusan Pendidikan Kimia Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Malang. Dia membiayai kuliah dengan membuka kios penyewaan buku dan komik. Usaha inilah yang kemudian juga membantu membiayai kuliah empat adiknya.

Lulus S-1 dari IKIP Malang pada 1981, dua tahun kemudian Effendy melanjutkan ke jenjang S-2 Pendidikan Kimia di IKIP Jakarta. Dia berhasil lulus S-2 tahun 1985. Pada 1987, Effendy memperoleh beasiswa untuk belajar ke Australia bersama 20 pengajar IKIP yang sudah menyandang S-2 dari seluruh Indonesia. Mereka diharapkan menjadi pakar dalam bidang kimia, fisika, dan matematika.

”Di Australia, kami semua diturunkan setara dengan tahun ketiga S-1. Luar biasa berat buat saya karena selama satu tahun harus mendalami teori-teori kimia untuk mencapai gelar BSc dan setahun lagi untuk BSc Honour. Namun, saya merasa beruntung karena bisa menemukan satu senyawa pada saat terakhir masa tesis. Kalau tidak, saya bisa kena drop out,” cerita Effendy beberapa waktu lalu.

Dari satu senyawa itulah, Effendy melangkah lebih jauh. Ia terus melakukan penelitian dan menemukan senyawa-senyawa koordinasi lain yang kemudian dia pelajari strukturnya. Jika mahasiswa lain berlibur pada musim panas, Effendy justru memilih berkutat di laboratorium. ”Setelah dua bulan, saya berhasil menyintesis 32 senyawa baru,” katanya.

Atas prestasinya itu, Effendy ditawari masuk program doktor tanpa harus menyelesaikan program master. Dua bulan setelah pengumuman kelulusan sebagai doktor pada akhir tahun 1993, Effendy diminta oleh seorang ahli kimia, Prof Allan Henry White, untuk melanjutkan penelitian yang dia lakukan selama menjalani program doktor.

”Saya menerima tawaran itu karena di Indonesia belum ada alat single crystal diffractometer X-ray yang merupakan alat utama dalam penelitian saya. Kalau saya paksakan pulang ke Tanah Air, penelitian saya akan berhenti di tengah jalan,” kata Effendy.

Mondar-mandir

Sejak 1994 hingga kini, Effendy mondar-mandir antara Malang dan Australia. Akibatnya, dia tergolong terlambat untuk menikah. Pada 1998, saat berusia 42 tahun, dia menikahi Aniswati, salah seorang mahasiswinya di IKIP Malang yang lebih muda 18 tahun dari dirinya. ”Saya memimpikannya ketika naik haji,” tuturnya.

Effendy bercerita, dia memiliki lahan sawah 1 hektar untuk ditanami padi. Oleh karena itulah, sang istri belakangan ini juga menjadi penyuluh pertanian dan mengelola sebuah toko swalayan di Bulu, Lawang.

”Ini untuk membagi rezeki kepada lima karyawan toko kami. Kami berusaha agar hidup ini bisa memberi manfaat kepada orang lain,” ujarnya.

Effendy yang awalnya adalah pendidik kimia murni sekarang menjadi salah seorang dari sedikit ahli kristalografi yang dimiliki Indonesia. Hasil penelitian yang dia tulis lalu diterbitkan di berbagai jurnal ilmiah dunia.

Dia menjadi satu-satunya ilmuwan Indonesia yang namanya masuk daftar Cambridge Structural Database (CSD) di Cambridge Crystallographic Data Centre, sebuah database berisi nama para peneliti yang berhasil memublikasikan minimal 501 struktur senyawa baru dalam jurnal internasional. Karena itu, amat pantas jika Effendy mendapatkan Habibie Award di bidang ilmu dasar.

Selain menjadi peneliti ilmu kimia, Effendy juga membantu mengembangkan kurikulum pendidikan ilmu kimia untuk para pelajar SMP dan SMA rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI) dan sekolah internasional. Dia juga membantu pengembangan program pendidikan tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Di tengah semua kesibukannya itu, Effendy masih sempat menulis setidaknya sembilan buku teks. Salah satu bukunya itu ditulis dalam bahasa Inggris.

Impian Effendy yang belum terwujud adalah menjadikan Universitas Negeri Malang sebagai pusat kristalografi nasional. Dia berharap ada donatur yang mau membantu pengadaan alat single crystal diffractometer X-ray yang harganya sekitar Rp 5 miliar.

”Hal yang juga penting adalah menyiapkan teknisi untuk mengoperasikan dan kaderisasi untuk mereka yang ingin mendalami kristalografi. Kaderisasi itu yang lebih sulit karena minat mahasiswa kecil sekali untuk mendalami ilmu dasar,” kata Effendy.


***


H Effendy

• Lahir: Malang, 20 September 1956

• Pendidikan:
- S-1 Pendidikan Kimia IKIP Malang, 1981
- S-2 Pendidikan Kimia IKIP Jakarta, 1985
- S-3 Kimia Anorganik Fisik University of Western, Australia, 1994

• Istri: Aniswati

• Anak:
- Naufal Attiqurrahman
- Fiqri Ihsanurrahman
- Adzka Rizqy Taufiqurrahman

• Pekerjaan:
- Guru besar pada Universitas Negeri Malang
- Visiting researcher di Department of Chemistry University of Western, Australia

Sumber :
Kompas Cetak

Senin, 10 Desember 2012

25 Tahun, waktu tepat untuk menikah?


25 Tahun, waktu tepat untuk menikah?

Menikah memang urusan pribadi masing-masing orang. Tiap orang memiliki pemikiran yang berbeda, termasuk mengenai kapan usia yang tepat untuk menikah.
Namun baru-baru ini sebuah penelitian dari Brigham Young University menunjukkan bahwa kebanyakan anak muda berpendapat usia 25 tahun adalah saat yang tepat untuk menikah. Uniknya, orang tua mereka justru merasa 25 tahun adalah usia yang terlalu muda dan meminta anaknya untuk menunggu sedikit lebih lama, seperti dilansir oleh Shine! (06/12).
Apa keuntungannya?
Keuntungan terbesar dengan menikah pada usia 25 tahun adalah mengenai kesuburan. Usia tersebut membuat pasangan muda masih mudah memiliki keturunan. Melahirkan pada usia muda juga mengurangi risiko terjadi komplikasi dibandingkan dengan wanita yang melahirkan anak pertamanya di usia 30-an.

Mengapa harus menunggu?
Di sisi lain, memutuskan menikah di usia muda biasanya membuat seseorang kehilangan kesempatan mengeksplorasi masa mudanya. Bisa saja seseorang langsung memutuskan untuk langsung jadi ibu rumah tangga setelah menikah dan kehilangan kesempatan untuk mewujudkan impian serta jenjang karir yang diinginkannya.

Meski begitu, tentu hal ini kembali pada keputusan dan keinginan masing-masing individu yang menjalani pernikahan muda.
Yang harus disadari oleh semua pasangan yang memikirkan untuk menikah muda adalah bahwa menikah bukanlah sebuah permainan yang bisa diakhiri dan dimulai kembali. Semua orang tentu ingin menikah sekali seumur hidup dengan belahan jiwanya. Untuk itu, tak masalah menunggu hingga Anda benar-benar siap menikah.
Jika pada usia 25 tahun anda sudah siap menjalani kehidupan pernikahan, tak ada salahnya juga segera meresmikan hubungan Anda dan pasangan.
Bagaimana pendapat Anda mengenai pernikahan muda? Bagi bersama kami di kolom komentar!

Sumber: merdeka.com

Hot Article