Sebuah penelitian terbaru menyebutkan kalau berciuman, tepatnya french kiss,
mampu menimbulkan mononucleosis. Mononucleosis atau yang biasa
disingkat menjadi mono ini memang sering disebut sebagai penyakit
ciuman.
Seperti yang dilansir dari My Health News Daily (27/12), mono disebabkan oleh virus Epstein-Barr. Cara penyebarannya adalah melalui kontak ludah yang dihasilkan penderita. Mono juga menyebar melalui batuk, bersin, berbagi makanan, namun tidak menular seperti flu, demikian menurut Mayo Clinic.
Sementara itu, french kiss sendiri adalah ciuman yang melibatkan kontak mulut dan lidah seseorang. Peneliti pun melaporkan bahwa french kiss merupakan satu-satunya pemicu penyakit mono yang paling tinggi. Sebab diet dan stres seseorang tidak mempengaruhi risiko peningkatan penyakit mono.
Banyak orang menderita mono sebelum beranjak dewasa dan sistem imun mulai berkembang untuk melawannya. Untuk gejala mono sendiri, biasanya penderita akan mengalami radang tenggorokan, lelah berlebihan, sakit kepala, nafsu makan menurun, dan amandel membengkak. Meskipun demikian, beberapa orang yang mengidap mono juga kadang tidak memiliki gejala sama sekali.
Penelitian ini tepatnya dilakukan oleh para ahli dari University of Minnesota Medical School di Minneapolis. Mereka melibatkan 143 mahasiswa yang diperiksa darahnya untuk mengetahui keberadaan antibodi pelawan virus Epstein-Barr.
Hasilnya, sebanyak 63 persen mahasiswa positif memiliki antibodi, artinya mereka pernah mengidap mono di masa lalu. Sebanyak 66 persen mahasiswa juga ternyata menderita mono, namun sekitar 59 persen dari mereka saja yang menunjukkan gejala.
Mahasiswa yang punya penyakit mono biasanya mengidap penyakit tersebut selama 17 hari. Tetapi penyebaran virus terhadap orang lain bisa berlangsung lebih lama, yaitu sekitar lima bulan.
Hasil penelitian tentang kaitan antara ciuman french kiss dan penyakit mono ini pun dilaporkan dalam Journal of Infectious Diseases.
Sumber: Merdeka.com
Seperti yang dilansir dari My Health News Daily (27/12), mono disebabkan oleh virus Epstein-Barr. Cara penyebarannya adalah melalui kontak ludah yang dihasilkan penderita. Mono juga menyebar melalui batuk, bersin, berbagi makanan, namun tidak menular seperti flu, demikian menurut Mayo Clinic.
Sementara itu, french kiss sendiri adalah ciuman yang melibatkan kontak mulut dan lidah seseorang. Peneliti pun melaporkan bahwa french kiss merupakan satu-satunya pemicu penyakit mono yang paling tinggi. Sebab diet dan stres seseorang tidak mempengaruhi risiko peningkatan penyakit mono.
Banyak orang menderita mono sebelum beranjak dewasa dan sistem imun mulai berkembang untuk melawannya. Untuk gejala mono sendiri, biasanya penderita akan mengalami radang tenggorokan, lelah berlebihan, sakit kepala, nafsu makan menurun, dan amandel membengkak. Meskipun demikian, beberapa orang yang mengidap mono juga kadang tidak memiliki gejala sama sekali.
Penelitian ini tepatnya dilakukan oleh para ahli dari University of Minnesota Medical School di Minneapolis. Mereka melibatkan 143 mahasiswa yang diperiksa darahnya untuk mengetahui keberadaan antibodi pelawan virus Epstein-Barr.
Hasilnya, sebanyak 63 persen mahasiswa positif memiliki antibodi, artinya mereka pernah mengidap mono di masa lalu. Sebanyak 66 persen mahasiswa juga ternyata menderita mono, namun sekitar 59 persen dari mereka saja yang menunjukkan gejala.
Mahasiswa yang punya penyakit mono biasanya mengidap penyakit tersebut selama 17 hari. Tetapi penyebaran virus terhadap orang lain bisa berlangsung lebih lama, yaitu sekitar lima bulan.
Hasil penelitian tentang kaitan antara ciuman french kiss dan penyakit mono ini pun dilaporkan dalam Journal of Infectious Diseases.
Sumber: Merdeka.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar