Minggu, 23 Desember 2012

Tes IQ bukan standar kecerdasan yang akurat?

Tes IQ bukan standar kecerdasan yang akurat?



Tes IQ selama ini dijadikan sebagai sebuah standar kecerdasan seseorang. Namun penelitian terbaru membantah hal tersebut. Apa alasannya?

Seperti yang dilansir dari CBS News, peneliti menemukan bahwa tidak ada satu tes tunggal atau komponen tertentu yang bisa secara akurat menilai kecerdasan seseorang mengenai kemampuan mental dan kognitifnya. Peneliti bahkan menyebutkan setidaknya ada tiga komponen yang harus dipertimbangkan untuk mengukur kecerdasan seseorang, yaitu ingatan jangka pendek, cara berpikir, dan kemampuan verbal.

"Tidak ada yang namanya pengukuran tunggal dari IQ atau kecerdasan dasar dari seseorang," tegas Dr Adrian Owen, peneliti dari Brain and Mind Institute.

Lebih dari 100.000 responden terlibat dalam penelitian ini. Mereka diminta mengisi kuesioner yang menganalisis ingatan, pemikiran, perhatian, dan kemampuan merencanakan sesuatu. Mereka juga ditanyai tentang latar belakang serta gaya hidup yang dijalani.

Peneliti lantas melakukan scanning pada otak responden menggunakan mesin MRI. Mereka menemukan ada perbedaan kemampuan kognitif yang berkaitan dengan sirkuit berbeda di dalam otak. Hal itu secara tidak langsung membuktikan bahwa berbagai area di dalam otak sebenarnya merupakan kontrol dari kemampuan tertentu.

Selain itu, peneliti mengklaim jika melatih otak seseorang untuk memiliki kemampuan kognitif yang lebih baik sebenarnya tidak bisa dilakukan.

Namun entah kenapa, orang-orang suka bermain video games terbukti lebih baik dalam sisi pemikiran dan ingatan jangka pendek dibanding mereka yang tidak suka dengan hal tersebut.
Meskipun demikian, penuaan sering dihubungkan dengan penurunan ingatan dan pemikiran. Bahkan jika seseorang merokok, ingatan jangka pendek dan kemampuan verbalnya menjadi lebih buruk. Sementara seseorang yang punya masalah dengan cemas berlebihan hanya mengalami penurunan dalam kemampuan ingatan jangka pendek.

"Sekarang hal yang perlu kita lakukan adalah menemukan cara menilai orang yang berbeda-beda sisi kecerdasannya dan itu sudah menjadi rencana penelitian selanjutnya," tulis Owen dalam jurnal Neuron.

Sumber: merdeka.com

Tidak ada komentar:

Hot Article